Dan Buka Dulu Topengmu!

Bagaikan lautan yang teduh di permukaannya tetapi di dalamnya bergejolak dengan pusaran yang mematikan demikianlah keadaan jiwa seseorang yang tidak bisa dideteksi oleh siapapun. Biasanya sang kehidupan mengharapkan citra dan fakta selalu berjalan seiring sejalan bagaikan anak kembar bagai pinang dibelah dua! Namun realitasnya sejauh timur dari barat sebab apa yang ada didalam hati menunjukkan perbedaan yang signifikan dibanding senyuman diluarnya. Fluktuasinya terlalu tajam, sebab sikap tanda-tanda keliarannya bisa saja nampak lembut dan santun di mata banyak orang!

Bagaikan lautan yang teduh di permukaannya tetapi di dalamnya bergejolak dengan pusaran yang mematikan demikianlah keadaan jiwa seseorang yang tidak bisa dideteksi oleh siapapun. Eksistensi diri bisa saja berubah tanpa tanda-tanda dan peringatan bagaikan tsunami.

Kejujuran untuk berkata dan bertindak yang terkait dengan nilai-nilai kebaikan, Jujur untuk menampilkan kondisi sebenarnya terkait dengan keterbukaan. Sigmon freud mengatakan untuk mendukung ego, manusia menggunakan topeng-topengnya, dari satu sisi ada satu kebaikan karena yang bersangkutan berusaha untuk menutupi kekurangan yang ada pada dirinya. Tapi di sisi lain bila tidak terkontrol dapat memicu prilaku negatif untuk mendukung topeng yang dikenakan.

Betapa malangnya nasib orang yang selalu mengagung-agungkan harta, tahta, ataupun segala apa yang ada dalam diri, dan itu semua hanyalah topeng belaka yang menutupi kita sebenarnya. Apalah artinya kita berada di bangunan yang indah, tapi hati kita tidak seindah bangunan yang kita tempati. Apa artinya punya tanah yang lapang, rumah yang luas, jika hati kita sendiri sempit, selalu iri dengki atas karunia Allah yang di berikan pada orang lain. Buat apa kita punya barang berharga sedangkan diri kita tidak lebih berharga dari apa yang kita miliki.

Kalau kita tidak hati-hati, kita akan di perbudak oleh topeng kita sendiri.

Kenapa kita harus takut ketahuan siapa diri kita yang sebenarnya dan bangga dengan topeng yang kita kenakan saat ini. Sering kali kita tidak bisa jujur terhadap diri kita sendiri karena berbagai hal yang menurut kita akan membuat kita malu dan harga diri kita jatuh di hadapan orang lain. Padahal dengan kita tidak jujur itu akan malah menambah beban kita, serta terjadinya kebohongan-kebohongan yang selanjutnya, yang itu semua akan menyulitkan kita sendiri dalam bertindak. Kalo terhadap diri kita sendiri saja tidak mau jujur apa lagi jujur kepada orang lain, Orang jujur merdeka hidupnya, dalam artian kita terbebas dari beban untuk selalu menutup-nutupi siapa sebenarnya kita di hadapan orang lain. Apa yang kita cemaskan jikalau kita jujur, yang jelas, kalau kita mendamba-dambakan topeng yang ada pada diri kita itu akan menjadi bumerang bagi kita sendiri dan apabila kita melepas topeng tersebut kita akan lebih hina daripada topeng yang kita kenakan sebelumnya, mari kita budayakan untuk jujur pada diri kita sendiri dan orang lain, berkata “tidak”! tatkala hati kita berbisik “tidak”. Dan itulah hidup yang sesungguhnya. Pemberani bukanlah orang yang berteriak lantang dengan kedua tangan di pinggang sambil menyorotkan sorot mata yang tajam, tapi orang yang pemberani adalah orang yang berani jujur pada dirinya sendiri. Apa yang akan kita perbaiki kalo kita tidak tahu apa kekurangan yang ada pada diri kita, padahal orang itu tidak akan jatuh oleh orang lain, melainkan orang akan jatuh karna diri kita sendiri.

Jangan hidup bersembunyi di balik topeng. Kenapa kita sakit hati disebut bodoh..??? karena kita merasa pintar. Apabila kita selalu bangga hidup di balik topeng, maka kita nanti akan lebih sibuk dengan mengurus topeng, daripada memperbaiki diri. Takut di sebut gagal, takut di sebut miskin dan sebagainya, itu semua akan selalu menghantui hidup kita. Hidup dalam ketakutan akan kehilangan topeng tidak akan punya waktu utuk berprestasi. Orang jujurlah yang punya waktu banyak untuk berprestasi karena orang jujur tidak sibuk untuk menyembunyikan diri di balik topengnya. Sebelumnya mohon maaf, seseorang yang bersembunyi di balik topeng, bagaikan seorang pelacur yang berada di dalam mobil yang mewah dan mahal, walau bagaimanapun mewahnya mobil yang di pakai seorang pelacur, tetap saja yang berada di dalam mobil mewah tersebut adalah seorang pelacur. Dalam hal ini bukannya kita tidak boleh memiliki sebuah mobil yang mewah ataupun mahal, namun kita harus bisa menjadi manusia yang lebih mewah dan lebih baik dari apa yang kita miliki serta topeng yang kita kenakan. Dan apabila kita terlepas dari itu semua, kita tetap manusia yang memiliki kemewahan tanpa topeng.Kita harus menjadi orang yang lebih bagus daripada topeng yang kita kenakan.

Kelemahan mendorong kita untuk menggunakan topeng, namun pada suatu saat akan ada seseorang yang akan melepaskan topeng kita masing-masing. Pilihannya adalah Orang lain yang akan membukakan buat kita atau kita sendiri yang membuka topeng-topeng kita.

Sumber Foto: Illustrasi Internet.

Leave a Reply